Khabaruna, Prenduan - Dalam pembukaan ujian Al-Qur'an di Ma'had Tahfidh Al-Qur'an (MTA) Al-Amien Prenduan pada hari Sabtu, 25/8/2018, KH. Moh. Zainullah Rais, pengasuh TMI sekaligus juga anggota majelis kiai di Al-Amien Prenduan membawakan sebuah kisah yang sangat menarik untuk para santri.
Kisah tersebut bercerita tentang larangan sombong dan mendahului kehendak Allah atau sok tahu akan yang diberlakukan atau ditetapkan Allah kepada manusia dengan memvonisnya pasti masuk neraka nanti di hari kiamat
Dalam kisahnya beliau bercerita tentang dua orang hamba, yang satu adalah seorang alim wara’ ahli ibadah dan satunya lagi adalah seorang yang fasiq atau banyak berbuat maksiat yang setiap harinya selalu melakukan dosa dan maksiat.
Seorang yang alim ahli ibadah setiap kali bertemu dengan orang yang fasiq tersebut selalu menegurnya, namun yang fasiq tersebut selalu tidak mendengarkannya. Begitu terus setiap kali bertemu, hingga akhirnya yang fasiq tadi berkata biarlah itu urusanku dengan Allah.
Tidak tahan dengan jawaban-jawaban yang seperti itu terus, si alim ahli ibadah keluar rasa sombongnya karena merasa ia lebih baik dan pasti masuk surga, ia pun memvonis orang tersebut akan masuk neraka dengan berkata: "kau pasti nanti akan masuk neraka".
Singkat cerita, KH. Moh. Zainullah, melanjutkan kisah tersebut bahwasanya ketika hari kiamat dua orang tadi dipertemukan di akhirat dan ditanya tentang permasalahan mereka. Akan tetapi Allah justru menghukum seorang ahli ibadah tadi dengan melemparkannya ke dalam neraka.
Kenapa dimasukkan ke dalam neraka? karena dia telah mendahului kehendak Allah dan lupa bahwa rahmat Allah itu lebih luas daripada kemurkaannya. Si alim ahli ibadah tadi sombong dan merasa lebih benar dari yang fasiq tadi.
KH. Moh. Zainullah Rais mengingatkan bahwa Iblis dikeluarkan dari surga karena ia bersifat sombong, bukan karena iblis tidak baik pada mulanya, tapi karena rasa kesombongan Iblis yang merasa lebih baik dari nabi Adam As.
Namun KH. Moh. Zainullah tetap mengingatkan bahwa hal ini bukan berarti membenarkan kita untuk berbuat maksiat, akan tetapi lebih kepada larangan untuk sombong dan mendahului kehendak Allah atau memvonis seseorang pasti masuk neraka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar