Rabu, 29 November 2017

KH. Ghozi Mubarok: Santri dilarang hidup di “Menara Gading”


Khabaruna, Prenduan – Santri Ma’had Tahfidh Al-Qur’an (MTA) Al-Amien Prenduan telah memasuki masa menjelang liburan Maulid Nabi Muhammad Saw.


Masa menjelang liburan ini biasanya para santri sebelum berlibur diberi pengarahan-pengarahan terlebih dahulu untuk menghadapi hari-hari bermasyarakat pada saat liburan.

Pengarahan-pengarahan ini dikemas dalam susunan acara yang disebut dengan Kuliah Umum Kemasyarakatan (KULMAS)

Untuk santri MTA putra pembukaan KULMAS dibuka pada hari Selasa, 28/11/2017 (malam Rabu) oleh wakil pimpinan Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan, KH. Ghozi Mubarok.

Dalam pesannya, beliau mengingatkan para santri akan pentingnya pendidikan hidup bermasyarakat.

Beliau sampaikan bahwasanya para santri tidak boleh hidup menyendiri dan tidak peduli dengan masyarakat, layaknya hidup di “menara gading”

“Seorang intelektual itu, seorang Mu’allim itu, seorang yang menempuh kehidupan mencari ilmu seharusnya tidak hidup di ‘menara gading’.

“Namanya bagus, Menara Gading. Gading itu mahal dan dicari orang. Akan tetapi yang dimaksud menara gading di sini adalah tempat seseorang hidup sendirian, berpikir akan hidupnya sendiri dan sama sekali abai terhadap urusan-urusan orang lain.”

Dengan demikian beliau menekankan kepada para santri ketika terjun ke masyarakat untuk memberikan yang terbaik dan bisa bermanfaat bagi mereka dan tidak hanya sibuk akan dirinya sendiri layaknya hidup di “menara gading”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar