Khabaruna - Apel dikenal sebagai buah segar yang menyehatkan. Namun, buah bergizi ini ternyata punya biji yang mengandung racun. Bisa berakibat fatal jika dimakan.
Seperti dikabarkan timesofindia (17/7), benih atau biji apel mengandung racun yang dapat menyebabkan kematian. Biji apel mengandung amigdalin, zat yang melepaskan siandia saat berhubungan dengan enzim pencernaan manusia.
Amygdalin mengandung sianida dan gula, yang jika tertelan oleh tubuh, akan berubah menjadi hidrogen sianida (HCN). Sianida ini bisa menyebabkan sakit atau bahkan membunuh manusia. Tetapi, toksisitas akut jarang terjadi hanya dengan menelan biji apel secara tidak disengaja.
Sianida terkenal sebagai salah satu racun yang paling mematikan. Sianida bekerja dengan mencampuri pasokan oksigen pada tubuh manusia. Selain ditemukan dalam bentuk kimia, sianida juga dapat ditemukan pada beberapa biji buah seperti aprikot, ceri, plum, buah persik dan apel.
Namun jangan khawatir, karena racun biji apel berbahaya jika dikonsumsi berlebihan. Sekitar 200 biji apel digiling, menghasilkan siandia yang dapat berakibat fatal bagi tubuh manusia. Sianida bisa merusak jantung dan otak. Bahkan bisa menyebabkan koma dan kematian, yang dalam kasus ini jarang terjadi.
Saat dikonsumsi dalam jumlah banyak, gejalanya akan terjadi seketika, seperti kejang sesak napas, gemetar, spasme, denyut jantung meningkat, gagal napas, tekanan darah rendah, yang bisa menyebabkan hilangnya kesadaran. Korban selamat dari keracunan ini, dapat berakibat kerusakan jantung atau otak.
Selain itu, jika mengonsumsi sianida dalam jumlah rendah, dapat menyebabkan mual, sakit kepala, muntah, kram perut, pusing, kebingungan, dan lemas.
Jumlah pasti biji apel bisa merancuni seseorang, tergantung pada berat badannya. Lebih tepatnya, 0,5 mg sampai 3,5 mg sianida per kilogram tubuh manusia bisa beracun. Hal tersebut juga tergantung pada toleransi individu dan jenis apel yang dikonsumsi.
Perlu diketahui bahwa, 1 gram biji apel yang ditumbuk halus atau dikunyah mengandung 0,06-0,24 mg sianida.
Sumber: Detikfood
Tidak ada komentar:
Posting Komentar