Rabu, 03 Mei 2017

Tiga Polisi Mesir Tewas Diberondong Tembakan

Foto: Huffington Post


Khabaruna, Kairo - Tiga petugas polisi tewas dan lima lainnya terluka setelah diberondong tembakan oleh sekelompok orang tak dikenal di kota Nasr, Kairo, Mesir, Senin (1/5) malam waktu setempat. Pemerintah menduga serangan tersebut dilakukan oleh kelompok Ikhwanul Muslimin.


Kementerian Dalam Negeri Mesir dalam sebuah pernyataan mengatakan serangan terjadi ketika para petugas melakukan patroli di kota Nasr. Kemudian sekelompok orang mendekati dua mobil patroli polisi dengan menenteng senapan mesin.

Seketika mobil patroli tersebut diberondong tembakan. "Tiga petugas, dua di antaranya berpangkat kapten tewas. Sedangkan lima lainnya luka-luka. Saat ini penyelidikan sedang dilakukan," kata Kementerian Dalam Negeri Mesir seperti dilaporkan laman Belfast Telegraph, Selasa (2/5).

Belum ada pihak yang mengklaim atau mengaku bertanggung jawab terhadap serangan tersebut. Namun pemerintah Mesir menduga serangan brutal itu dilakukan kelompok Ikhwanul Muslimin. Sebelumnya, Ikhwanul Muslimin pernah melakukan persis seperti kejadian tersebut.

Seragan ini terjadi dua hari setelah Paus Francis melakukan kunjungan ke Mesir. Salah satu kegiatan yang dilakukan Paus di sana adalah mendatangi gereja yang menjadi target serangan teror ISIS. Insiden juga terjadi beberapa jam setelah Komisioner Hak Asasi Manusia PBB mempertanyakan peraturan tentang pemberantasan terorisme yang dibuat oleh Mesir.

Selain Ikhwanul Muslimin dan ISIS, Mesir juga tengah menghadapi kelompok ekstremis lainnya, yakni kelompok Hasm. Hasm sempat mengklaim sejumlah serangan teror yang terjadi di Kairo. Mereka juga pernah menyerang polisi Mesir ketika sedang melakukan patroli.

Serangan kelompok ekstremis di Mesir tercatat meningkat setelah peristiwa penggulingan mantan presiden Mohammed Morsi pada 2013 lalu.

Perwakilan Tetap Yordania untuk PBB Zeid Raad Al Hussein mengutuk serangan dua gereja di Mesir pada April lalu. Namun saat konferensi pers di Jenewa ia mengatakan keadaan darurat, sejumlah penahanan, laporan tentang penyiksaan dan penangkapan sewenang-wenang masih terus berlanjut.

"Semua ini kami percaya, penjara memfasilitasi radikalisasi," katanya, dikutip Sky News, Selasa (2/5).

Sumber: Republika, Reuters

Tidak ada komentar:

Posting Komentar