Khabaruna - Peperangan Khaibar ini merupakan salah satu pertempuran kaum Muslim yang paling sengit karena kondisi pasukan Yahudi saat itu sangat kuat, dengan pasukan sebanyak 10 ribu orang. Apalagi, mereka juga didukung sejumlah benteng pertahanan yang sangat kokoh. Disebutkan dalam beberapa literatur, pasukan Romawi yang terkenal dengan ribuan pasukannya belum tentu dapat mengalahkan kaum Yahudi Khaibar ini.
Syauqi Abu Khalil menyebutkan, benteng-benteng yang ada di Khaibar ini sangat banyak dan terbagi di tiga wilayah utama, yakni Nathat, Syaqq, dan Katibah. Di Nathat ada benteng Na’im, Ash-Shuhaib, dan Qillah. Di Syaqq ada dua, yakni Ubay dan al-Bari.
Sedangkan, di Katibah ada tiga, yakni Al-Qamush, Al-Wathih, dan As-Sulaim. Dengan sejumlah benteng pertahanan berlapis ini, tentu saja diperlukan strategi yang matang.
Rasul memerintahkan untuk menyerang benteng yang lebih mudah dirobohkan terlebih dahulu, sebagaimana disarankan oleh sahabat Habbab bin Mundzir. Dan, benteng yang pertama kali berhasil direbut itu adalah benteng Na’im yang menjadi gudang penyimpanan makanan.
Dari sekian banyak benteng yang ada, hanya dua yang tidak berhasil direbut karena kaum Yahudi menyerah, yakni Al-Watih dan As-Sulaim. Di sinilah kaum Yahudi menempatkan anak-anak dan wanita. Sedangkan, benteng terbesar dan paling kokoh adalah benteng Al-Qamush.
Pasukan Yahudi dipimpin oleh Sallam bin Misykam. Dalam peperangan Khaibar ini, Sallam berhasil dibunuh oleh pasukan Muslim. Namun, kematian komandan pasukan Yahudi ini tidak menyebabkan pertahanan Khaibar mudah ditembus.
Rasulullah bahkan sampai menugaskan Abu Bakar dan Umar bin Khattab untuk menembus pertahanan Khaibar, tetapi tak berhasil. Setelah komando pasukan diserahkan kepada Ali bin Abi Thalib, pertahanan pasukan Yahudi berhasil dipatahkan.
Sumber: Republika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar