Khabaruna, Bangkalan - Dekan Fakultas Teknik Universitas Islam Madura Achmat Muhsi khawatir bukan kepalang. Di Facebook, riuh mengenai penangkapan As’ari, yang tak lain adalah adiknya. As’ari, yang tinggal di Pamekasan, disangka penculik anak saat tengah duduk-duduk di sekitar SMP 1 Guluk-guluk—sekitar 30 kilometer dari Pamekasan. As’ari pun diserahkan ke Polsek Guluk-guluk.
Muhsi yang tengah berada di luar kota harus meminta bantuan saudaranya di Desa Gadu Timur—yang berjarak 10 kilometer dari SMP 1 Guluk-guluk guna memastikan kondisi adiknya itu. Menurut Muhsi, adiknya memang terbiasa berjalan kaki ke manapun pergi. Bahkan ketika hendak mengunjungi rumah saudaranya di Sumenep. "Istilahnya 'terikat jalan', kemana-mana selalu jalan, kok dituduh penculik anak," kata Muhsi.
Belakang diketahui, isu penculikan anak tengah merebak di tempat itu. Kabar penculikan yang viral di Facebook juga merebak di Dusun Ketawang, Desa Daleman, Kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep. Pada kamis, 16 Maret 2017 lalu, kabar penculikan juga merebak di Kelurahan Pejagan, Kota Bangkalan. Isunya, murid TK Kartini, Aiman Nurrohman, tak kunjung tiba ke rumah. Padahal waktu pulang sekolah telah berlalu. Entah bagaimana mulanya, isu penculikan Aiman menyebar.
Bhabin Kelurahan Pejagan, Bripka Rony Adam yang mendengar isu penculikan langsung mendagangi TK Kartini. Kepada Rony, Kepala Sekolah TK Kartini, Siti Fatmawati membantah ada siswanya yang diculik. Sepulang sekolan, kata Siti kepada Rony, Aiman tidak langsung pulang. Ia berjalan kaki menyusul ibunya yang bekerja di MAN Bangkalan. Jarak TK Kartini ke MAN Bangkalan sekitar 1,5 kilometer.
Kepala Polres Bangkalan, Ajun Komisaris Besar Anissullah M. Ridha meminta masyarakat tak resah oleh pesan viral mengenai penculikan anak. Anis khawatir bila keresahan tak terkontrol, warga mudah curiga terhadap keberadaan orang asing di sekitar mereka. Tak jarang, mereka anarkisistis terhadap orang yang tak dikenal. "Kasihan kalau ada orang asing, mereka akan dicurigai, padahal gak berbuat apa-apa," kata Anis menanggapi peristiwa di Kelurahan Pejagan, Sabtu, 18 Maret 2017.
Kepala Kepolisian Resor Sumenep, Jawa Timur, Ajun Komisaris Besar, H Joseph Ananta Pinora memastikan tak ada penculikan anak di Sumenep. “Kami sudah tanyai beberapa warga, hasilnya bisa disimpulkan sementara penculikan anak tidak ada,” kata dia.
Pinora memastikan polisi tak akan diam jika ada laporan penculikan. "Karena isu penculikan sudah ramai, kami akan melakukan konseling kepada masyarakat, agar kembali tenang, tidak perlu resah," kata dia.
Sumber: Tempo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar