Khabaruna - Komunikasi yang baik, antara orangtua dan anak adalah hal yang paling penting dalam pola pengasuhan. Hal ini, kata Pakar Islamic Hypnoparenting, Eri Setiawan, akan terserap dalam pemikiran bawah sadar hingga mereka dewasa. Sehingga, hal tersebutlah yang sebenarnya paling berpengaruh dalam membentuk karakter dan kepribadian seorang anak.
Sejalan dengan hal tersebut, Eri pun mengenalkan metode pengasuhan yang disebut Islamic Hypnoparenting, yakni seni mendidik dengan cara menanamkan sugesti dan nilai-nilai kebaikan melalui alam bawah sadar anak, yang berbasis pada keislaman untuk pembentukan akhlak.
Menurut dia, pikiran bawah sadar merupakan memori jangka panjang, sehingga apapun yang disimpan akan menjadi bagian dari tingkah laku atau akhlak seseorang.
"Pendidikan pertama yang harus kita tanamkan adalah pendidikan tauhid. Ketrampilan dan kecerdasan tidak akan ada apa-apanya kalau konsep itu tidak beres. Ajarkan anak bersyukur dan taat kepada Allah. Libatkan emosi mereka, cara komunikasi yang baik, karena saat itulah otak akan menyerap lebih banyak," ungkapnya dalam seminar yang diadakan oleh Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Minggu (5/2/2017).
Menurut Eri, secara tidak disadari sebenarnya orang tua sudah menerapkan teknik hypnoparenting, namun sayangnya, yang ditanamkan adalah sugesti-sugesti yang buruk. Misalnya, ketika anak berbuat salah, berkali-kali orang tua berkata, "Dasar nakal!".
Ini, kata dia sama saja memasukkan sugesti kepada anak bahwa dirinya nakal. Sebaliknya, Islamic Hypnoparenting hadir untuk mengajak orangtua membentuk program bawah sadar anak dengan basis keislaman.
"Tanamkan sifat bersyukur, qanaah, memaafkan, sabar dalam menghadapi ujian, ikhlas. Dia harus menyimpan itu di alam bawah sadarnya. Berulang-ulang, secara terus menerus masuki pikiran mereka dengan hal-hal seperti itu. Agar anak memiliki akhlak yang baik, jauh dari kriminalitas, tidak kasar dan agresif," lanjut Eri.
Tak hanya itu, Islamic Hypnoparenting juga sangat bermanfaat agar anak mau shalat lima waktu secara sadar tanpa disuruh. Eri menekankan, bahwa shalat itu merupakan anjuran, bukan perintah untuk anak.
Jadi gunakan kata-kata yang baik tanpa hukuman atau bentakan. Misalnya "Kalau salatnya cepat dilaksanakan, main game-nya juga bisa jadi lebih cepat loh". Selain itu, biasakan anak berdoa dan membaca Alquran.
"Targetkan satu juz sehari. Anak mau jadi apa saja bisa, sesuai dengan sakinah dan bakat yang Allah tanamkan pada dirinya," ungkap dia.
Hal ini menegaskan bahwa dalam mendidik anak, orangtua harus melakukan metode-metode yang baik secara konsisten, berulang-ulang, tanpa kenal lelah.
Sumber: Suara.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar