Senin, 27 Februari 2017

Korban Crane Harap Kedatangan Raja Salman Realisasikan Janji Santunan



Khabaruna, Solok - Kerajaan Arab Saudi belum juga merealisasikan janjinya memberikan santunan untuk korban crane jatuh di Masjidil Haram. Salah satunya yakni untuk korban asal Cupak, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Zulfitri Zaini, 58.


Zulfitri berharap, kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz, ke Indonesia bisa membawa kabar baik terkait santunan yang dijanjikan kepada korban crane jatuh kala itu.


"Sampai sekarang santunan yang dijanjikan seperti yang disiarkan media, belum kami terima. Kedatangan Raja Salman, saya ingin janji tersebut ditepati," ujarnya kepada Media Indonesia, Minggu 26 Februari 2017.

Masih terngiang di ingatan Zulfitri, kejadian 11 September 2015 lalu. Kala itu, pukul 17.30 sore, crane tiba-tiba jatuh di Masjidil Haram. Pecahan besi terbang ke segala arah dan mengenai tangan serta kakinya. Akibatnya kaki kanannya harus diamputasi, sementara tangan kirinya harus diberi pen karena mengalami paatah.

"Dua pen tangan kiri yang patah sudah dibuka akhir tahun lalu," jelasnya.

Usai kejadian, pihak Kedubes Indonesia segera mendata Zulfitri. Pihak Kedubes Indonesia menyampaikan, korban bakal mendapat asuransi dan santunan dari Pemerintah Arab Saudi sebesar 1 juta Riyal atau sekira Rp3,8 miliar. Namun, hingga kembali ke Indonesia pada 2 Oktober 2015 belum juga menerima santunan dan asuransi yang dijanjikan tersebut.

Zulfitri mengaku, pada Januari 2016 lalu mendapat kiriman uang senilai Rp7,4 juta. Tapi itu adalah asuransi dirinya sebagai jemaah haji. Bukan santunan dan asuransi yang dijanjikan Pemerintah Arab Saudi. Hingga kini, kata dia, belum ada pihak yang menghubungi dirinya perihal kabar santunan dan asuransi dari Pemerintah Arab Saudi. Selama ini, kata dia, pemeriksaan lanjutan dan pengobatan untuk kaki dan lengannya menggunakan uang pribadinya.

"Saya melakukan pemeriksaan rutin terhadap kaki dan membuat kaki palsu sebesar Rp28.500.000," jelasnya.

Dia berharap, dibalik kedatangan Raja Salman ke Indonesia nanti bukan sekadar berlibur. Tapi ada realisasi janji terhadap dirinya dan korban crane jatuh lainnya yang ada di Indonesia. Tak hanya itu, dia berharap pemerintah pun bisa mendorong agar Raja Salman bisa merealisasikan janjinya tersebut.

"Bukan kami berdua saja sebetulnya. Saya tanya ke korban asal Pulau Jawa, juga belum menerima katanya," tukasnya.

Zul mengaku telah mengadu ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang, lantaran haknya yang tak kunjung diberikan. Koordinator Divisi Bantuan Hukum LBH Padang, Indira Suryani mengatakan telah menuntut Pemerintah Indonesia untuk pro aktif mendesak Pemerintah Arab Saudi memberikan asuransi dan santunan terhadap korban.

Pihaknya pun telah menyurati Kemeterian Agama, Kementerian Luar Negeri, dan Kedutaan Besar Arab Saudi untuk Indonesia tertanggal 13 Januari 2017, namun hingga kini belum ada pihak yang merespon.

"Ini merupakan tanggung jawab Pemerintah Indonesia terhadap warganegaranya, apalagi Pemerintah Indonesia dalam melakukan pengelolaan ibadah haji berkewajiban melayani, melindungi dan memastikan keamanan jemaah haji. Ini sejalan dengan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaran Ibadah Haji," ujarnya.

Dia mengingatkan, terkait dengan kunjungan Raja Arab Saudi yang membawa rombongan hingga 1.500 orang pada 1 - 9 Maret nanti, agar tak lupa dengan janjinya kepada korban crane. Ada 33 orang jemaah haji Indonesia yang menjadi korban kala itu.

Era menambahkan, korban crane tergantung nasibnya pada kegigihan pemerintah Indonesia untuk mendesak Pemerintah Arab Saudi. Presiden tidak boleh lupa untuk menagih janji Raja Arab saudi selama berkunjung ke Indonesia.

"LBH Padang atas nama korban crane Zulfitri Zaini, kembali mengingatkan Raja Arab Saudi terhadap janjinya sendiri dan meminta Presiden Jokowi mendesak Raja Arab untuk segera menepati janjinya terhadap korban-korban kecelakaan crane,” tukas Era.

Sumber: Metrotvnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar