Minggu, 12 Februari 2017

Deklarasi Lawan Hoax, Bupati Banyumas: Hoax Itu Setan



Khabaruna, Banyumas - Bupati Banyumas, Achmad Husain mewanti-wanti masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh berita-berita hoax yang beredar di media sosial. Menurut dia hoax itu setan yang sulit ditangkap, maka dari itu untuk mencegahnya harus dari diri sendiri.


"Hoax itu setan, jadi setan itu susah ditangkap, kita sendiri yang harus mencegahnya, kalau bukan diri kita sendiri yang mencegahnya akan terus menerus berkembang," kata Achmad Husain saat mengikuti kegiatan Deklarasi Gerakan Banyumas Melawan Hoax di alun-alun Kota Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Minggu (12/2/2017).

Kegiatan ini sendiri dalam rangka memperingati rangkaian kegiatan Hari Pers Nasional, PWI Banyumas bersama Forkompinda Kabupaten Banyumas, serta dalam menyambut Hari jadi Banyumas ke 446 tahun menggelar Gerakan Melawan Hoax.

Maka dari itu, lanjut dia, masyarakat diminta agar dapat memilah-milah, mana berita yang benar dan mana berita hoax yang beredar di media sosial. Dia juga menyarankan agar setiap berita yang beredar di media sosial agar terlebih dahulu dianggap sebagai hoax, kemudian sambil mencari kebenaran dari isi berita tersebut.

"Kita harus bisa memilah sindiri apakah itu hoax atau tidak, untuk berita (di media sosial) untuk sementara kita harus menganggap itu hoax dulu, kalau kita ragu hoax dulu, baru kemudian sambil berkembngnya waktu kita selidiki," ujarnya.

Dia menjelaskan, aparat penegak hukum agar membut shock therapy kepada para penyebar hoax supaya mereka tahu jika menyebarkan berita hoax itu ada hukumannya.

"Kita harus membuat shock therapy, ada berita hoax, akan kita kejar. Setelah dikejar si orang itu akan tahu kalau menyebarkan berita hoax itu ada dampaknya," jelasnya.

Kegiatan yang bertepatan dengan Car Free Day di sepanjang Jalan Jenderal Soedirman Purwokerto ini diisi dengan sosialisasi uang rupiah baru oleh Bank Indonesia yang beberapa waktu lalu sempat juga menjadi korban hoax, ratusan siswa SMPN 5 Purwokerto yang membawa atribut tolak hoax.

Selain itu adapula aksi treatrikal dari teater bidik dari IAIN Purwokerto, aksi foto di 'Photoboth' bertuliskan 'inyong ora demen hoax' pembubuhan tanda tangan dan cap tangan melawan hoax.

Sementara menurut Kapolres Banyumas AKBP Azis Andriansyah menhimbau masyarakat agar mencermati dengan baik semua berita di media sosial.

"Semua berita terutama yang di media sosial itu harus dicermati dengan betul, kalau belum tahu betul lebih baik diam dulu, lalu kemudian dicari kebenaran atau perbandingan dari berita-berita yang lain," kata Kapolres Banyumas.

Dia juga mengingatkan ketika masyarakat salah mencerna berita tersebut dan ikut menyebarkan berita hoax, dampaknya bisa menjadi fitnah bahkan kerusuhan, apalagi sampai menimbulkan korban jiwa.

"Jadi lebih baik jaga jempol dan pikiran kita agar tidak mudah terprovokasi dari berita-berita yang belum benar sumber dan isinya," ujarnya.

Pihaknya juga tidak segan-segan menangkap dan memproses hukum para pelaku dan penyebar berita hoax yang sudah meresahkan masyarakat.

"Kita dari penegak hukum tentu menggunakan aturan ITE peraturan perudang-undangan yang mengatur headspeed dan sebagainya dan akan sekuat tenaga bersama jajaran penyidik akan terus mengejar dan menengakkan hukum dari para pelaku penyebar hoax yang tidak bertanggung jawab itu," jelasnya.

Dia mengungkapkan, indikasi penyebar hoax bisa ada dimana saja, tidak terkecuali di Kabupaten Banyumas. Karena setiap orang pasti berpotensi menyadi penyebar hoax.

"Di Banyumas sudah terindikasi dan setiap orang perorang bida berpotensi jadi penyebar hoax. Makanya hari ini kita mengkampanyekan lawan hoax, karena kita sendiri berpotensi sebagai penyebar hoax," ungkapnya.

Sumber: Detik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar