Kamis, 01 Desember 2016

Astronot Ini Dengar Suara Azan di Luar Angkasa


Khabaruna - Perjalanan ke angkasa luar, menjadi pengalaman tak terlupakan bagi Sheikh Muszaphar Shukor.

Astronot Malaysia itu pergi ke luar Bumi pada 10 Oktober 2007 lalu, menumpang pesawat luar angkasa Rusia, Soyuz.

Ia menaiki Soyuz TMA-11 bersama dua angkasawan lain Yuri Malenchenko (Rusia) dan Peggy Whitson (AS). Di kondisi tanpa bobot, Sheikh Muszaphar melakukan percobaan terkait karakteristik dan perkembangan sel-sel kanker hati dan leukimia, serta kristalisasi berbagai protein dan mikroba pada gravitasi rendah.

Dari semua muslim yang pernah mengangkasa, astronot Malaysia, Sheikh Muszaphar Shukor mencatatkan namanya secara khusus: sebagai yang pertama yang menjalankan ibadah Ramadan di angkasa luar.

Di dalam pesawat yang penuh sesak dengan peralatan dan instrumen, dalam kondisi melayang di udara, Sheikh Muszaphar menjalankan salat 5 waktu, membaca Alquran, dan mengumandangkan takbir.

Dokter sekaligus model ganteng paruh waktu asal negeri jiran itu juga merayakan Lebaran di sana -- membagikan sate dan kue-kue untuk rekan-rekannya di ISS. Dengan bumbu yang tak terlalu tajam, agar para astronot dan kosmonot lain doyan memakannya.

Tak hanya itu, di sana, di tepian langit, Sheikh Muszaphar mengaku menjadi saksi sebuah keajaiban: sayup-sayup terdengar di telinganya, lantunan suara azan.

"Selama perjalananku yang bertepatan dengan Ramadan, aku seperti mendengar suara azan di Stasiun Luar Angkasa Internasional," kata dia dalam wawancara eksklusif dengan Anadolu Agency (AA). "Setiap orang yang berkesempatan ke luar angkasa akan merasakan sebuah keajaiban."

Astronot lain memang tak mendengarnya, tapi nada panggilan salat itu terdengar jelas di telinganya. "Tapi aku mendengar panggilan itu secara fisik, nyata. Anda mungkin tak akan terkejut jika mendapat pengalaman seperti saya ketika berada di luar angkasa, saat Anda merasa begitu dekat dengan Allah di setiap detiknya."

Sheikh Muszaphar juga merasakan pengalaman spiritual saat melihat betapa kecilnya Bumi. Dan tak habis pikir bagaimana manusia di dalamnya bisa saling membunuh.

Sumber: Liputan6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar