Khabaruna - Pada saat awal dibangun tahun 1908, Masjid Jamiul Alfar memiliki kapasitas 1.500 jamaah. Namun, seiring dengan perkembangan Islam di Sri Lanka, jumlah jamaah shalat di Masjid Jamiul Alfar terus bertambah. Maka, di tahun 1975, dilakukan perluasan terhadap bangunan masjid, yakni dengan membangun gedung tambahan yang berdekatan dengan bangunan lama masjid.
Dengan perluasan tersebut, kini kapasitas keseluruhan bangunan masjid mampu menampung sekitar 5.000 jamaah secara bersamaan, dan menjadikan Masjid Jamiul Alfar sebagai masjid terbesar di Sri Lanka. Pada hari biasa, jumlah jamaah shalat di masjid ini mencapai dua ribu orang. Sedangkan di bulan Ramadhan, tercatat lebih dari tiga ribu jamaah memadati masjid ini pada saat waktu shalat tiba.
Sementara itu, untuk membuka akses jalan menuju ke bangunan baru ini, pihak pengurus masjid kemudian membeli lahan di bagian belakang masjid yang saat itu telah berdiri sebuah pusat perbelanjaan dengan 32 buah toko. Setelah membebaskan lahan pusat perbelanjaan tersebut dan membayarkan ganti rugi kepada 32 pemilik toko, kini proses perluasan tahap kedua bangunan Masjid Jamiul Alfar tengah dilakukan.
Pengerjaan perluasan tahap kedua yang telah dimulai sejak tahun lalu (2009) itu, diperkirakan akan menelan biaya sekitar 260 juta rupee atau setara dengan 2,4 juta dolar AS. Melalui proyek perluasan tahap dua ini, rencananya kapasitas daya tampung masjid akan ditingkatkan menjadi 10 ribu orang jamaah.
Selain itu, bangunan masjid ini juga akan dilengkapi dengan sebuah aula yang akan digunakan sebagai tempat pertemuan, ruang istirahat bagi para musafir yang berkunjung ke Masjid Jamiul Alfar, dan mereka yang hendak melakukan ibadah Haji dan Umrah.
Pengembangan tahap dua ini akan dilakukan dengan menambah bangunan utama masjid menjadi bangunan empat lantai. Dan, untuk memudahkan para jamaah yang berusia lanjut, bangunan masjid ini juga akan dilengkapi dengan eskalator untuk menuju ke lantai dua, tiga, dan empat.
Disamping itu, bangunan masjid ini juga menyediakan ruang shalat dan istirahat khusus bagi jamaah perempuan serta fasilitas tempat berwudhu bergaya kontemporer. Saat ini, tempat wudhu yang tersedia masih bergaya tradisional, yakni hanya berupa sebuah kolam berukuran sedang dengan beberapa buah pancuran.
Selain menjadi tempat ibadah dan mempelajari Islam, bangunan Masjid Jamiul Alfar juga memainkan peran penting lainnya dalam tatanan kehidupan sosial. Di antaranya, menjadi tempat berlindung bagi warga selama berkecamuknya konflik etnis yang melanda Sri Lanka selama dua dekade terakhir, dan tempat pengungsian saat gelombang tsunami menerjang sebagian wilayah pesisir Sri Lanka.
Sumber: Republika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar