Khabaruna, Jakarta - Gerakan Nasional Pendukung Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) mengeluarkan pernyataan resmi terkait kronologi aksi damai 4 November. Pernyataan tersebut dikeluarkan oleh pimpinan GNPF MUI yakni Habib Rizieq Shihab (pembina), Bachtiar Nasir (Ketua), Misbahul Anam (Wakil Ketua) dan Muhammad Zaitun Rasmin.
Berikut kronologi lengkap versi resmi dari GNPF MUI:
1. Pukul 10.00 GNPF memberikan pengarahan terbatas kepada pengendali barisan aksi dan para orator dengan pesan yang kuat bahwa ini adalah aksi damai dan harus menunjukkan akhlakul karimah.
2. Pukul 11.00 pimpinan GNPF bersama ulama menetapkan kesepakatan target aksi damai yang akan diperjuangkan kepada Presiden Jokowi.
3. Usai Shalat Jumat di Masjid Istiqlal semua peserta barisan akan melakukan longmarch menuju istana sesuai rute yang telah ditetapkan. Orasi di depan istana baru dimulai ba'da Ashar.
4. Pelaksanaan orasi berjalan lancar dengan orator bergantian dari berbagai elemen dipimpin langsung oleh Habib Rizieq Syihab sebagai Pembina GNPF MUI).
5. Perundingan pertama mengutus dua orang juru runding GNPF MUI yaitu Bachtiar Nasir, dan M Zaitun Razmin untuk mendatangi Istana. Hasilnya, juru runding menolak pembicaraan karena hanya akan ditemui oleh Menko Polhukam Wiranto dan beberapa menteri sebagai utusan resmi Presiden RI Joko Widodo.
6. Juru runding mendatangi Istana untuk kedua kalinya namun kemudian mereka tetap menolak untuk berunding karena istana tetap menawarkan Menko Polhukam dan petinggi lainnya sehingga kemudian juru runding kembali kepada barisan aksi.
7. Selanjutnya Pangdam Jaya dan Kapolda Metro Jaya berinisiatif mendatangi mobil barisan aksi kemudian naik ke atas dan memberi salam hormat kepada peserta aksi. Kedatangan mereka untuk menemui Habib Rizieq Syihab dan menawarkan agar juru runding bisa diterima oleh Wapres RI Jusuf Kalla. Habib Rizieq Syihab bersedia memenuhi penawaran tersebut dengan jaminan agar Wapres RI bersedia memerintahkan Kapolri untuk menangkap Basuki Tjahaja Purnama (BTP) hari itu juga.
8. Kemudian juru runding mendatangi Istana untuk ketiga kalinya. Kali ini juru runding diikuti juga oleh Misbahul Anam. Juru runding ditemui Wapres RI dan petinggi lainnya. Perundingan berjalan alot. Hasilnya Wapres RI memberikan jaminan akan memproses hukum BTP secara cepat, tegas dan transparan serta minta waktu selama dua pekan untuk merealisasikannya.
9. Juru runding kembali ke barisan aksi untuk menyampaikan hasil perundingan. Perundingan trakhir ini baru selesai pukul 18.00. Setelah disampaikan, reaksi para peserta aksi tidak bisa menerima hasil tersebut dan bersepakat untuk bermalam di depan Istana.
10. Arifin Ilham dengan inisiatif sendiri berusaha bernegosiasi langsung menemui Wapres RI.
11. Kericuhan kecil sebenarnya sudah mulai terjadi sebelum rombongan mobil komando tiba, antara massa yang terprovokasi dengan barikade polisi. Agar tidak terjadi bentrok maka Laskar FPI menjadi pagar pembatas antara massa tersebut dengan barikade polisi, tak lama setelah azan Isya berkumandang petugas keamanan secara tiba-tiba melakukan tindakan fisik merangsek dan mendorong untuk membubarkan barisan aksi secara paksa dengan menembakkan gas air mata dan menembakkan peluru karet. Arifin Ilham yang masih berada di Istana bersaksi bahwa, Wapres RI, Menko Polhukam, dan Kapolri memberikan reaksi marah atas kecerobohan petugas keamanan tersebut.
12. Berkali-kali Kapolda memerintahkan Polisi untuk berhenti menembak massa lewat pengeras suara namun tak digubris oleh pasukan polisi, bahkan pasukan motor polisi berputar-putar di kerumunan massa sehingga ada yang tertabrak dan tergilas.
13. Kejadian tersebut telah memakan satu korban meninggal dunia dan ratusan korban luka peluru karet, tertabrak motor polisi dan banyaknya gas air mata.
14. Barisan Aksi Bela Islam II akhirnya bergerak menginap di pagar luar Gedung MPR/DPR pada Sabtu (5/11) pukul 03.00 dini hari, delegasi GNPF diterima oleh Komisi III DPR dan Ketua DPR, setelah beberapa kali berunding. Keamanan gedung MPR/DPR diambil alih oleh Panglima TNI dan Kapolri yang akan menggusur massa yang menginap di luar pagar Gedung MPR/DPR.
15. Komisi III DPR kemudian memberikan jaminan akan menekan pemerintah pusat untuk memenuhi janjinya di depan massa aksi damai.
16. Pada pukul 04.05 secara resmi GNPF MUI membubarkan Aksi Bela Islam II yang ditutup oleh Ketua GNPF MUI Bachtiar Nasir.
"Alhamdulillah aksi damai berlangsung dengan maksimal meski ditekan, ditembaki, dipukuli tapi kita bersabar dan tidak membalas, tidak melawan, karena niat awal kita adalah aksi damai," ujarnya.
Pembina GNPF MUI Habib Rizieq Syihab mengatakan bahwa peserta aksi bisa saja melawan, perang, tapi ini adalah aksi damai. "Kita tidak boleh diadu domba melawan Polisi dan TNI, mereka saudara kita juga, kita fokus pada kasus penistaan Alquran oleh Ahok," kata dia.
Sumber: Republika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar