Khabaruna, Prenduan - Kesyukuran Al-Amien Prenduan yang ke 64 tidak henti-hentinya menyuguhi runtutan acara yang bermutu dan berkualitas.
Setelah kemarin (Ahad, 30/10/2016) mengadakan seminar nasional keluarga muslimah dengan menghadirkan muballighah kondang Oki Setiana Dewi, Rita Soebagio, dan Menteri Sosial Khafifah Indar Parawansa, maka pada hari ini (Senin, 31/10/2016) Al-Amien kembali mengadakan Seminar Nasional yang juga terbuka untuk umum.
Seminar nasional pada hari ini adalah Seminal Nasional Kepesantrenan dengan tema "Reposisi Pesantren Sebagai Rahmatan Lil 'Alamin" dengan menghadirkan tokoh-tokoh yang sangat berkompeten dalam bidang kepesantrenan.
Rencana awal, sesuai agenda yang tercetak, seminar ini akan dihadiri lima pembicara, yaitu: Tuan Guru KH. Dr. M. Zainul Majdi, MA (Gubernur NTB), Prof. Dr. H. Mudjia Raharjo, M.Si (Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim), KH. Hasyim Muzadi, KH. Abdul Ghafur Maimoen, MA, KH. Dr. Hidayatullah Zarkasyi, MA (Gontor).
Akan tetapi dua dari pembicara tersebut berhalangan hadir, yaitu: Tuan Guru KH. Dr. M. Zainul Majdi, MA (Gubernur NTB) dan KH. Hasyim Muzadi, sehingga tersisa tiga pembicara yang mewakili jenis-jenis pondok pesantren di Indonesia.
Prof. Dr. H. Mudjia Raharjo, M.Si mewakili Pesantren Mahasiswa, KH. Abdul Ghafur Maimoen, MA mewakili pesantren salaf, dan KH. Dr. Hidayatullah Zarkasyi, MA mewakili pesantren modern.
Dalam laporannya, ketua umum Kesyukuran Al-Amien yang ke 64 ini, KH. Ghozi Mubarok, menyatakan bahwa latar belakang pemilihan tema ini adalah meningkatnya animo masyarakat terhadap pesantren.
"Pesantren tidak lagi seperti dulu, menjadi santri sudah tidak menjadi image ketertinggalan. Dulu apabila orang tua yang anaknya pandai matematika tidak akan disekolahkan di pondok pesantren, sekarang sudah tidak lagi." Tutur KH. Ghozi Mubarok.
Di samping itu beliau juga berharap dengan adanya seminar nasional kepesantrenan ini bisa memberi masukan terhadap dunia pesantren secara umum dan masukan untuk Al-Amien secara khusus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar