Kamis, 29 September 2016

Kapsul Jumbo yang Jatuh di Sumenep Diduga Tangki Roket


Khabaruna - Tiga kapsul jumbo misterius yang jatuh di Pulau Giliraja, Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, diduga tangki bahan bakar roket. Kepala Kepolisian Resor Sumenep Ajun Komisaris Besar Joseph Ananta Pinora menyatakan dugaan itu muncul setelah polisi berdiskusi dengan pakar dari Institut Teknologi Bandung.


Menurut Joseph, berdasarkan hasil analisis bentuk, kapsul jumbo tersebut merupakan silinder natural gas. Biasanya, silinder itu untuk menampung bahan bakar yang biasa digunakan roket. "Ini hanya dugaan, perlu penelitian dari para ahli," katanya, Selasa, 27 September 2016.

Jika analisis itu benar, Joseph berharap para ahli bisa mengungkap pemilik roket atau satelit yang berada di lintasan langit Pulau Madura itu. Dengan begitu, ke depan bisa dilakukan antisipasi agar kejadian serupa tidak terulang. Sebab, hal itu sangat membahayakan keselamatan masyarakat. "Yang jelas, kita harus lebih waspada terhadap aktivitas roket dan satelit asing," ucapnya.

Joseph berujar, laporan terakhir yang diterimanya menyebutkan benda misterius jatuh bukan di tiga titik di Sumenep, melainkan lima titik. Benda-benda itu jatuh dalam waktu bersamaan, yaitu pukul 09.30, Senin, 26 September 2016.

Dari lima titik itu, tiga di antaranya kejatuhan benda berupa kapsul jumbo. Sedangkan dua benda lain berupa radiator dan benda putih mirip sayap jatuh di dua titik berbeda. Kapsul jumbo yang pertama jatuh di Pulau Giliraja, menimpa kandang sapi di Desa Lombang. Kapsul kedua jatuh di perairan Desa Lombang, kemudian ditarik nelayan Desa Lobuk Bluto ke pantai. Kapsul ketiga juga ditemukan jatuh di Desa Lombang.

Sedangkan benda yang menyerupai radiator, tutur Joseph, jatuh di Desa Bringsang, Pulau Giliraja. Menurut penuturan warga, saat jatuh, kondisinya merah menyala di udara. Setelah sampai di tanah, bentuknya sudah hangus terbakar diduga akibat bergesekan dengan atmosfir. Sedangkan benda mirip sayap jatuh di Desa Lombang. Warga bernama Surahman mengaku melihat benda putih keabu-abuan melayang-layang dan meledak di udara, kemudian jatuh di sekitar perairan Desa Jate. "Benda itu sulit dicari karena perairannya dalam."

Selain meminta bantuan ahli dari berbagai lembaga, polisi telah berkoordinasi dengan tim Laboratorium Forensik Kepolisian Daerah Jawa Timur untuk mengidentifikasi benda itu lebih lanjut.

Sumber: Tempo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar