Khabaruna - Fakta bahwa terdapat sungai yang mengalir di bawah laut telah disebutkan dalam Alquran. Jauh sebelum manusia saat ini mengenal teknologi canggih dan menemukan fakta tersebut, Alquran menjelaskan fenomena itu sejak 14 abad silam.
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi," bunyi Surat Al Furqan ayat 53.
Terkait dengan temuan sungai di bawah laut ini, ada kisah menarik tentang seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Prancis, Jacques-Yves Cousteau. Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata air tawar yang tidak bercampur dengan air laut. Seolah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.
Fenomena ganjil itu mendorongnya untuk mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air laut di tengah lautan. Waktu terus berlalu setelah kejadian tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawaban yang memuaskan tentang fenomena ganjil tersebut. Kemudian, suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim dan menceritakan fenomena itu.
Profesor itu teringat pada ayat Alquran tentang bertemunya dua lautan pada surat Ar-Rahman ayat 19-20. "Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing," bunyi Surat Ar-Rahman ayat 19-20.
Mendengar ayat-ayat Alquran itu, Costeau kagum dan ia dikatakan memeluk Islam. Wikipedia menerangkan, Jacques-Yves Cousteau lahir di Prancis pada 11 Juni 1910 dan meninggal dunia di Paris pada 25 Juni 1997.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar