Kamis, 28 Juli 2016

6 Langkah Mudah Untuk Mendeteksi Website Penipuan



Khabaruna - Internet ibarat pedang bermata dua. Jika tak hati-hati menggunakannya, Anda bisa terluka. Betapa tidak, selain berisi informasi-informasi berguna, internet kini berubah menjadi sarang penyamun. Salah sedikit, Anda bisa terpeleset jadi korban kejahatan seperti pencurian, pemerasan, dan penipuan.


Banyak modus kejahatan di media internet, mulai dari media sosial, blog, hingga website abal-abal. Media terakhir ini merupakan yang terbanyak di internet.

Tetapi sebenarnya mudah mendeteksi website abal-abal dengan yang asli; yang menipu dan yang jujur. Nah, biar kamu gak jadi korban penipuan di website, yuk pahami bedanya website asli dan abal-abal!

1. Cek Namanya
Typo adalah hal manusiawi saat mengetik dan insiden typo ini dimanfaatkan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab untuk mencuri data rahasia kamu.
Dewasa ini marak terdengar pencurian informasi menggunakan metode typosquatting atau URL hijacking. Para hacker atau penipu online menggunakan kemungkinan kamu typo untuk dijadikan alamat website lain yang disulap semirip mungkin dengan aslinya.

Beberapa website yang pernah dibuat situs palsu adalah "klikbca" menjadi "klickbca", "Facebook" jadi "Faceboook", dan banyak lagi yang lainnya. Karena itu selalu pastikan nama website yang kamu kunjunngi.

2. Cek Domainnya
Saat harga domain .net atau .com sudah murah, beberapa website penipuan menggunakan domain gratisan. Tujuannya sudah jelas demi menghemat biaya dan menghindari pendaftaran dokumen yang lengkap seperti SIUP, akte, NPWP, dan dokumen pendukung lainnya.

3. Domain Berbayar Belum Tentu Asli
Dengan bermodalkan Rp100.000, kamu sudah bisa memiliki domain keren untuk sebuah website. Dan hal ini mulai banyak digunakan oleh para penipu online untuk beraksi.

Beberapa waktu lalu santer terdengar tentang website riba online kan? Mereka menawarkan pinjaman uang secara online. Yang mencurigakan, isi kesepakatannya tidak jelas. Jadi selalu pastikan isinya tidak mencurigakan jika menemui website yang menawarkan hal-hal menggiurkan.

4. Say No to Root Domain
Ingat dengan kasus website video call WhatsApp? Sebuah website yang beralamat di whatsapp.videocalling-invite.cf menawarkan layanan video call di WhatsApp jika kamu menyebarkan link-nya ke 5 grup dan 5 kontak.

Selain isi di dalamnya mencurigakan, secara fisik (alamat web) kamu bisa curiga ini penipuan karena menggunakan root domain. Dengan root domain videocalling-invite.cf, bisa saja ada websitewechat.videocalling-invite.cf, sms.video-calling-invite.cf dan lainnya. Website seperti ini sama saja dengan membuat blog gratisan.

Jika kamu menemukan website yang menggunakan root domain mencurigakan, coba saja kunjungi root domain website tersebut dan lihat halaman yang ditampilkannya. Biasanya akan men-direct kamu ke halaman berisi iklan-iklan yang gak jelas.

5. HTTP atau HTTPS?
Sepintas memang tidak ada bedanya antara HTTP dan HTTPS, tapi sebenarnya huruf "S" itu berarti "Secure". Yang mana jika ada website yang menggunakan protokol HTTPS itu dijamin keamanannya (ditandai ikon gembok). Jika kamu menemukan website berhadiah yang meminta kamu untuk mengisi informasi pribadi tapi tidak menggunakan protokol HTTPS, maka sudah selayaknya kamu curiga. Masa iya data pribadi kamu tidak dienkripsi?

6. Pastikan Keamanannya
Bukan hanya masalah protokol HTTPS, kamu juga bisa lihat kemanan suatu website dari footer. Website asli harusnya dilengkapi dengan footer berupa logo atau link yang mengacu pada penyedia keamanannya. Jika kamu tidak menemukan footer tersebut tapi meminta data pribadi milikmu, selayaknya kamu curiga.

Dengan langkah-langkah di atas, semoga kita bisa terhindar dari penipuan yang menggunakan website ya. Langkah-langkah di atas cocok untuk kamu implementasikan saat mengunjungi situs jual beli atau website yang menawarkan hadiah.

Sumber: Suara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar