Sabtu, 25 Juni 2016

Ingat, 28 Juni Pasang Bendera Setengah Tiang




Khabaruna,  Kalbar - Kepala Bagian Humas Setda Kalimantan Barat, Emy Poetrina, mengingatkan masyarakat Kalimantan Barat untuk memasang bendera setengah tiang pada peringatan Hari Berkabung Daerah pada 28 Juni mendatang. Peringatan dilaksanakan sebagai bentuk penghormatan kepada pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan di Kalbar.


"Kita harapkan masyarakat Kalbar bisa memasang bendera setengah tiang dari pukul 06.00 sampai 17.30 WIB pada tanggal 28 Juni nanti, bertepatan dengan Hari Berkabung Daerah," kata Emy di Pontianak, dilansir Antara, Jumat (24/6/2016).

Dia menuturkan, himbauan tersebut disampaikan sesuai dengan Peraturan Gubernur Kalimantan Barat No 60 Tahun 2013. Pelaksanaan peringatan Hari Berkabung Daerah setiap tahun dipusatkan di Makam Juang Mandor untuk tingkat provinsi.

Sedangkan untuk pemerintah kabupaten dan kota serta SKPD provinsi, instansi vertikal provinsi, lembaga pendidikan baik negeri maupun swasta dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi, BUMN dan BUMD di wilayah Provinsi Kalimantan Barat dilaksanakan di lingkungan masing-masing.

Dia mengatakan, untuk mengenang Peristiwa Mandor Berdarah, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat telah mengeluarkan Peraturan Daerah No 5 Tahun 2007, yang memuat serta menetapkan setiap tanggal 28 Juni sebagai Hari Berkabung Daerah.


"Berkaitan pada Peringatan Hari Berkabung Daerah tersebut, maka diharapkan para bupati/wali kota se-Kalbar menyebarluaskan informasi kepada masyarakat Kalimantan Barat, tentang peringatan Hari Berkabung Daerah agar memasang Bendera setengah tiang selama satu hari penuh," tutur dia.

Emy menambahkan, peristiwa Mandor adalah sebuah sejarah masa kelam yang pernah terjadi di Kalimantan Barat. Peristiwa itu terjadi pada 1943 sampai 1944 di daerah Mandor, Kabupaten Landak. Menurut sejarah, terdapat 21.037 warga menjadi korban pembantaian penjajah Jepang, tapi Negeri Matahari Terbit itu hanya mengakui 1.000 orang yang menjadi korban.

Zaman pendudukan Jepang lebih menyeramkan daripada masa pendudukan Belanda. Peristiwa Mandor terjadi akibat ketidaksenangan penjajah Jepang terhadap para pemberontak. Ketika itu, Jepang ingin menguasai seluruh kekayaan yang ada di Bumi Kalimantan Barat.

Sebelum peristiwa Mandor, terjadilah peristiwa Cap Kapak. Kala itu, pemerintah Jepang mendobrak pintu-pintu rumah rakyat (Tionghoa, Melayu, Maupun Dayak) karena tidak ingin pemberontak-pemberontak terdapat di Kalbar.

"Meskipun demikian, ternyata menurut sejarah yang dibantai bukan hanya kaum cendekiawan maupun feodal, namun juga rakyat-rakyat jelata yang tidak tahu apa-apa," kata Emy.

Sumber: Liputan6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar