Khabaruna, Pekanbaru - Mario Steven Ambarita, si penyusup ke rongga roda pesawat Garuda Indonsia, kembali menjalani sidang di Pengadilan Negeri Pekanbaru, Selasa (23/2/2016). Kepada majelis hakim, pria asal Rokan Hilir ini mengaku mendapat bisikan gaib sebelum melakukan aksinya.
Menurut Mario, bisikan itu memaksanya berbuat nekat dan menyelinap ke lintasan bandara hingga sampai ke pesawat Garuda dari Pekanbaru tujuan Jakarta. Hal ini membuat dirinya sampai ke Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten.
Mario menceritakan, dia mendapat ide menyusup masuk ke rongga pesawat setelah melakukan pencarian di mesin pencari google.
"Sebelum kejadian, saya tidak berani melakukannya pak. Tetapi saat mempelajarinya di warnet, timbul dorongan perintah untuk melakukannya, seperti roh," ujarnya kepada majelis hakim yang diketuai Irwan Effendy SH.
Sebelum mencobanya di Pekanbaru, Mario terlebih dulu mencoba menyusup ke rongga roda pesawat di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara. Di sana ia tidak berhasil.
"Hal ini juga mendapat bisikan gaib," kata Mario.
Terkait bisikan ini, seorang ahli yang dihadirkan ke persidangan menyatakan jika Mario sehat secara mental. Hal itu diketahui setelah menjalani serangkain tes psikologi.
"Awalnya ogah-ogahan, terlihat kurang kooperatif, tetapi kami menggunakan metode lain, sehingga dia bisa menceritakan secara runut. Dan yang penting dia mengetahui tindakan itu salah, dan bisa bertanggung jawab. Secara akal dia sehat," kata sang ahli, dokter, dokter Danardi.
Selain ahli, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Neni Lubis juga menghadirkan ahli dari Kementerian Perhubungan, Mustain. Ahli ini menjelaskan kondisi Mario selama berada di rongga ban pesawat selama perjalanan terbang dari Pekanbaru menuju Bandara Soekarno Hatta.
"Ada ruang setinggi satu meter 20 centimeter di sana. Jadi kata terdakwa dia jongkok, ya memungkinkan di sini untuk jongkok. Bisa juga sambil menyandar ke ban yang sudah naik. Suhu roda yang panas tersebut yang mungkin menyebabkan ia tetap hangat selama di ketinggian," terangnya.
Sementara itu, pilot pesawat yang menerbangkan pesawat ketika itu, Andi Cahyo Purnomo menyebut keberadaan Mario di rongga roda pesawat tidak terdeteksi.
"Saya telah melakukan SOP saat menjalankan pesawat. Saat pesawat siap berangkat itu sudah sesuai SOP. Petugas darat baru memberi tahu ketika sudah landing di Cengkareng (Bandara Soekarno Hatta), ada orang yang menyusup ke ruang penyimpanan ban pesawat," urainya.
Sebelumnya, Mario diamankan otoritas bandara Soekarno Hatta, Selasa, 7 April 2015. Ia nekad masuk ke roda pesawat Garuda Indonesia GA 117 dari Bandara SSK II Pekanbaru menuju Bandara Soekarno Hatta.
Sumber: Liputan6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar