Jumat, 04 Desember 2015

Patung Liberty di AS Sebenarnya Sosok Seorang Muslimah?



Khabaruna - Dengan tangan kanan mengangkat obor dan lengan kiri memegang plakat bertuliskan 'July IV, MDCCLXXVI'--hari di mana Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat ditandatangani, Lady Liberty yang menjulang bak raksasa menjadi perlambang kebebasan dan demokrasi yang universal.


handphone-tablet

Liberty Enlightening the World, nama lengkapnya, adalah hadiah seratus tahun kemerdekaan  Amerika Serikat dari rakyat Prancis. Patung perunggu itu diresmikan pada 28 Oktober 1886.

Di masa lalu, ia adalah simbol selamat datang untuk pengunjung dan orang Amerika yang kembali dari perjalanan jauh sekaligus pelipur hati bagi para imigran yang lari dari kampung halamannya untuk mengadu nasib di 'tanah harapan', Negeri Paman Sam.

Pemahat patung adalah Frederic Auguste Bartholdi, sementara Gustave Eiffel--desainer Menara Eiffel--merancang struktur penyangga dalamnya.


Baru-baru ini para peneliti mengungkapkan fakta mengejutkan: Liberty terinspirasi perempuan Arab 'penjaga' Terusan Suez. Seorang muslimah.

Dan Amerika pun kaget.

Termuan baru tersebut muncul di tengah perdebatan seru di AS tentang penanganan pengungsi yang berdatangan dari Suriah dan negara-negara dengan penduduk bermayoritas muslim lainnya, yang terkoyak konflik dan perang.


Bagaimana kesimpulan tersebut dihasilkan?

Pemahat Liberty, Frederic Auguste Bartholdi, diketahui pernah bepergian ke Mesir pada 1855-1856. "Ia menemukan minatnya untuk membangun monumen besar atau patung kolosal," demikian disampaikan pihak pengelola Taman Nasional AS atau US National Park, seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis (3/12/2015).

Pada 1869, pemerintah Mesir mengadakan sayembara pembangunan menara mercusuar untuk Terusan Suez.

Bartholdi lantas mendesain patung besar perempuan berjubah yang memegang obor. Proposal itu ia beri nama 'Egypt Brings Light to Asia' alias 'Mesir pembawa cahaya bagi Asia'.




Patung hasil pemikiran Bartholdi meniru gaya perempuan pedesaan yang mengenakan jilbab. Demikian penjelasan Barry Moreno yang menulis tentang pahatan tersebut, seperti dikutip dari Smithsonian Institution.

"Bartholdi menghasilkan serangkaian sketsa, yang awalnya mengusulkan patung raksasa tersebut sebagai gambaran 'fellah' atau yang diartikan sebagai penduduk pedesaan Arab. Namun kemudian, secara bertahap berkembang sebagai dewi yang kolosal," kata Edward Berenson yang menuliskan topik yang sama.

Kala itu sebagian besar penduduk Mesir adalah muslim, sekitar 86 persen di Alexandria dan Kairo, dan 91 persen di area lain.

Namun proposal Bartholdi ditolak mentah-mentah oleh Pemerintah Mesir. Patungnya urung didirikan di Terusan Suez.


Kesempatan kedua didapat sang pemahat ketika sejarawan Prancis, Edouard de Laboulaye, mencetuskan ide pembangunan monumen hadiah dari rakyat Prancis bagi Amerika Serikat. Konsep 'Liberty Enlightening the World' lantas diajukan.

Pada 1870, Bartholdi mulai mendesain patung untuk AS berdasarkan sketsa awal miliknya.

Hasilnya adalah reprsentasi Libertas, dewi kebebasan Romawi. Patung Liberty didirikan dalam rangka peringatan 100 tahun kemerdekaan AS.

Meski ada kaitan antara desain Bartholdi untuk mercusuar Terusan Suez dan Lady Liberty, Berenson mengatakan pada FoxNews bahwa ada 'simplifikasi serius' untuk mengatakan Lady Liberty adalah seorang muslimah.

Memang, kata Berenson, ada kaitan antara ide patung Mesir yang dicetuskan Bartholdi pada akhir 1860-an dengan Liberty.

"Namun, konsep patung itu lantas berubah seiring migrasi idenya ke Amerika Serikat," kata dia. "Versi asli patung mungkin sesuai untuk masyarakat Mesir, tapi tidak akan masuk akal untuk rakyat AS."



Sumber: Liputan6


Tidak ada komentar:

Posting Komentar