Khabaruna - Hampir dua dekade lalu, seorang profesor di Yale bernama Amy Wrzesniewski melakukan riset untuk meneliti bagaimana seseorang dapat menemukan gairah dari pekerjaan yang ia lakukan. Penelitian yang mengambil objek petugas kebersihan di sebuah rumah sakit itu dilakukan dengan mengambil sampel serta mewawancarai bagaimana para pekerja merasakan pekerjaan yang mereka alami.
Dilansir dari laman Business Insider, Senin (7/12/2015), 28 dari keseluruhan petugas kebersihan yang disurvey menuturkan bahwa mereka hanya melakukan pekerjaan demi untuk mendapat gaji sebagai pemuas kebutuhan. Sebagian besar dari mereka juga menuturkan tidak merasa bahwa pekerjaan yang mereka lakukan menyenangkan.
Akan tetapi sebagian dari mereka ada yang mengakui bahwa pekerjaan yang mereka lakukan memang menyenangkan. Ketika mereka diminta untuk menjelaskan kebiasaan sehari-hari, Wrzeniewski menemukan satu perilaku unik yang jarang dilakukan.
Para peneliti menemukan bahwa faktor yang membedakan kelompok pekerja yang bahagia dan tidak bahagia adalah bagaimana mereka dapat merubah pola pikir yang mereka miliki.
Kelompok pekerja yang bahagia menuturkan bahwa mereka mampu merasa lebih senang terhadap pekerjaan dengan mencoba melakukan pekerjaan di luar to-do-list, meningkatkan interaksi dengan rekan kerja serta merubah pola pikir terhadap pekerjaan yang mereka lakukan setiap hari.
Sifat-sifat tersebut Wrzeniewski menyebutnya dengan nama Job Crafting.
Dalam studi lanjutannya, Wrzeniewski menemukan bahwa kelompok pekerja yang melakukan sifat ini terbukti lebih bahagia dan mampu bekerja lebih produktif dibanding mereka yang hanya sekedar bekerja tanpa memiliki pola pikir tersebut.
“Sifat Job Crafting ini dapat bermanfaat bagi masyarakat karena dapat mengubah mereka yang merasa bosan dengan pekerjaannya menjadi lebih bersemangat,” tuturnya.
Sumber: Liputan6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar