Khabaruna - Secara tradisional, mungkin kita mengenal daun antanan atau pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) sebagai herbal yang dapat mengobati luka. Namun dalam perkembangannya, dokter menemukan khasiat daun antanan untuk mengobati jerawat dan mencegah bopeng akibat jerawat parah.
Dalam promosi Doktor dalam Bidang Ilmu Kedokteran di Universitas Indonesia, dr. Titi Fauzia Moertolo, SpKK mengatakan, daun antanan ini sangat efektif dalam mengatasi jerawat ringan, sedang atau berat. Kandungan zat aktif dari seperti saponin atau senyawa titerpenoid yang terdiri atas asam (Asiatic acid, madecassic acid, brahmic acid, centellic acid) atau glikosidanya (asiaticoside, madecassoside, brahmoside centelloside) , minyak esensial, flavanoid, dan sterol efektif untuk menuntaskan jerawat.
"Secara keseluruhan zat aktif yang dimiliki Centella ini memiliki khasiat luar biasa untuk kesehatan kulit. Daun ini bukan sembarang herbal dan mudah ditemukan di Indonesia," kata pimpinan Klinik Kesehatan Kulit dan Kecantikan Moetee ini pada wartawan, Senin (14/12/2015).
Dalam studi yang melibatkan 94 orang berusia 15-20 tahun, masing-masing 40 laki-laki dan 54 perempuan, mereka memiliki derajat jerawat ringan, sedang, dan berat. Pasien dibagi lima kelompok dan diteliti setiap hari selama 14 hari. Kemudian dokter melihat pengaruh masker dengan kandungan Centella 0,6; 0,8 dan 1 persen. Penggunaan masker dengan centella 0,8 persen dinilai telah efektif mengobati jerawat dibandingkan dengan masker tanpa centella.
"Persentasi keberhasilan masker Centella jauh lebih tinggi mengobati jerawat dan mencegah skar atrofi (bopeng akibat jerawat di wajah). Hasil ini jauh berbeda dengan penggunaan bahan kimia yang cenderung memiliki efek samping. Saya melihat keluhan seperti gatal, merah, tidak ada. Dan mereka tidak perlu mengonsumsi obat sama sekali," katanya.
Meski demikian, kata dia, penelitian juga dibarengi dengan kebersihan wajah yang terjaga, diet sehat sesuai golongan darah dan menghindari minum susu. "Manusia tidak perlu minum susu, makan ikan aja," saran dr. Titi.
"Saya melihat banyak klinik kecantikan melakukan pengobatan. Di satu sisi saya senang karena banyak yang terbantu tapi sisi lain saya melihat banyak korban yang ternyata obatnya itu merugikan paseien. Dengan studi ini saya harap ada penelitian lebih lanjut sehingga
pasien tidak perlu mengonsumsi antiobiotik serta mengurangi filler, roller, subsisi atau sinar laser dengan biaya mahal," ungkapnya.
Sumber: Liputan6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar