Zaenal menjelaskan, semua obat yang beredar di Indonesia adalah generik. Tak ada obat paten yang dimiliki perusahaan farmasi Indonesia. Meski kelas generik, kata dia, perusahaan farmasi sudah mengemasnya sedemikian rupa, lalu diberi merek tertentu. Zainal menyebut obat tersebut, generik bermerek.
"Setelah obat paten menjadi obat generik, lalu diproduksi oleh siapa saja. Tapi diakal-akali bahwa ada yang bermerek. Itu yang membuat nilai bertambah, khasiat sama. Sehingga obat ini menjadi pilihan baru bagi dokter," kata Zaenal, awal Oktober lalu.
Zaenal tak menutup kemungkinan kolusi antara perusahaan farmasi dan dokter dalam peresepan obat juga mempengaruhi harga obat. Menurut dia, kolusi tersebut sudah lama terjadi. Tapi, kata Zaenal, kolusi itu kemudian menurun karena adanya program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. "Nah swasta yang belum bekerja sama dengan BPJS, tentu belum bisa direm," kata Zainal.
Sumber: tempo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar