Khabaruna - Hujan merupakan salah satu anugerah Tuhan yang membawa kehidupan di bumi ini dan keajaiban air hujan dalam perspektif Islam telah dijelaskan dengan rinci dalam Al-Qur’an. Hujan memiliki peranan penting dalam kelangsungan hidup semua makhluk di bumi ini tak terkecuali bagi kehidupan manusia. Dalam Al-Qur’an telah dijelaskan tentang hujan, proses terbentuknya, dan pengaruhnya bagi kehidupan seluruh makhluk di muka bumi. Bagaimanakah pandangan Islam tentang hujan?
Inilah keajaiban air hujan dalam perspektif islam
Al-Qur’an telah menjelaskan perihal hujan mulai dari terbentuknya hingga manfaatnya bagi kehidupan seluruh makhluk di bumi ini. Dalam surat Az-Zukhruf telah dijelaskan bahwa hujan merupakan air yang telah diturunkan dengan kadar tertentu yang berfungsi untuk memberikan kehidupan pada semua makhluk hidup yang ada di muka bumi ini.
Kadar air hujan yang diturunkan ke bumi selalu sama dan memiliki siklus seimbang. Diperkirakan setiap detik air di bumi menguap sebanyak 16 ton air, jumlah ini sama dengan jumlah air yang telah turun ke bumi setiap detiknya sehingga hal ini telah menunjukkan bahwa hujan memiliki siklus yang seimbang dengan ukuran kadar jumlah tertentu pula. Inilah mukjizat Al-Qur’an tentang hujan.
Hal yang menakjubkan dari hujan adalah kecepatan turunnya. Sebuah benda yang jatuh dari ketinggian sekitar 12.000 meter akan memiliki kecepatan sebesar 558km/jam. Pada kecepatan ini maka benda yang jatuh itu dapat merusak apa saja yang akan dikenainya. Kumpulan awan yang membentuk air hujan berada pada ketinggian 12.000 meter, namun air hujan yang jatuh pada ketinggian ini hanya memiliki kecepatan jatuh 8-10 km/jam saja sehingga air hujan yang jatuh tidak dapat merusak semua benda yang jatuhinya. Hal ini disebabkan karena air hujan dapat meningkatkan gesekan dengan atmosfir dan dapat mempertahankan kelajuannya hingga kecepatan tertentu.
Hal yang lebih istimewa lagi adalah pada lapisan atmosfir terjadinya hujan, temperaturnya dapat turun hingga 400oC di bawah nol sehingga seharusnya air hujan akan membeku, namun kenyataannya air hujan tidak dapat membeku dan turun dalam keadaan cair. Hal ini disebabkan karena air hujan merupakan air murni dan air murni adalah air yang tidak dapat membeku dalam suhu rendah apa pun.
Selain itu juga dijelaskan bagaimana tahap-tahap pembentukan hujan dalam Al-Qur’an, yaitu melalui tiga tahapan, diantaranya adalah:
1. Air naik ke udara (angin)
Gelembung udara yang terbentuk dari buih lautan dengan jumlah yang banyak akan mengumpul dan pecah menjadi partikel air yang menyembur ke atas atau ke langit. Partikel air ini mengandung garam dan terbawa angin menuju lapisan atmosfir. Partikel-partikel yang telah berada di lapisan atmosfir ini disebut dengan aerosol. Aerosol ayng terkumpul dalam jumlah besar akan membentuk awan.
2. Awan digerakkan oleh angin
Awan yang telah terbentuk mengandung uap air, tetesan uap air ini memiliki diameter sangat kecil yaitu sekitar 0,01 – 0,02 mm sehingga awan dapat mengapung di udara dan menyebar di seluruh langit. Jadi langit akan tertutup oleh kumpulan awan. Inilah pembentukan awan dan hujan, keajaiban ilmiah Al-Qur’an.
3. Hujan turun
Partikel air yang telah berkumpul menjadi awan akan mengental dan membentuk tetesan hujan. Tetesan-tetesan ini akan semakin berat sehingga akan terjatuh ke tanah dan disebut dengan hujan.
Itulah tahapan terjadinya hujan yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an secara rinci dan jelas. Masih banyak fenomena alam yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an sebagai ilmu pengetahuan bagi setiap manusia. Penjelasan Al-Qur’an ini telah terlebih dahulu ada sebelum ilmu sains muncul.
Itulah beberapa informasi seputar keajaiban air hujan dalam perspektif Islam yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an.
Sumber: Vivalog
Tidak ada komentar:
Posting Komentar