Khabaruna - Ilmuwan mengingatkan kepada warga bumi bahwa bumi dalam situasi yang tidak aman. Sebab, mereka mengungkapkan kalau planet ini akan bermandikan serangan komet, sehingga akan menjadi kuburan massal objek antariksa tersebut.
Hal itu berpotensi terjadi, setelah ilmuwan berhasil mengidentifikasikan siklus 26 juta tahun dampak meteor, tepat dengan waktu kepunahan massal selama 260 juta tahun terakhir. Peristiwa tersebut terjadi, karena akibat dari angin matahari yang mendorong komet terbang mengarah ke bumi.
Selain itu, ilmuwan juga melihat adanya gangguan gravitasi pada awan Oort, sebuah obyek awan komet yang berbentuk bulat dan berada di paling luar Tata Surya. Mereka menyakini, kalau awan Oort menyebabkan hujan periodik komet untuk memasuki wilayah bumi.
Peristiwa itu terakhir terjadi sekitar 11 juta tahun yang lalu. Kira-kira waktu yang sama saat kepunahan pada era Miosen, skala geologi 23,03 hingga 5,3 juta tahun yang lalu.
"Ada bukti bahwa aktivitas komet sedang tinggi-tingginya dalam satu hingga dua juta tahun dan beberapa orbit komet yang terganggu. Jadi, mungkin kita sedang dalam pacuran (serangan) saat ini," ujar Profesor Michael Rampino, yang dikutip dari Daily Mail, Senin 26 Oktober 2015.
Rampino juga mengungkap materi gelap yang bertebaran di alam semesta, berpotensi turut membantu mendorong komet untuk 'menyerang' Bumi. Diketahui, materi gelap adalah zat tak terlihat dan misterius yang mengelilingi galaksi dan hanya dapat dideteksi dari efek gravitasi.
Disebutkan kalau materi gelap mencapai lebih dari 80 persen komposisi materi yang berada di alam semesta.
"Kita setuju, kalau posisi kita (bumi) dekat pertengahan galaksi, yang mana gangguan dari materi gelap dan lainnya turut berpotensi (kiamat komet)" jelasnya.
Penemuan siklus pergerakan objek antariksa itu membuat para ilmuwan mengetahui tentang enam kepunahan massal yang terjadi di bumi. Salah satu dampaknya, yaitu komet besar yang menghantam bumi pada 65 juta tahun lalu di lepas pantai Yucatan, Meksiko. Serangan ini diyakini telah memusnahakan zaman dinosaurus.
"Korelasi antara pembentukan dampak tersebut dan peristiwa kepunahan selama 260 juta tahun terakhir dan menunjukkan sebab-akibat. Siklus kosmik ini dari kematian dan kehancuran memiliki tanpa keraguan, bahwa hal itu telah mempengaruhi kehidupan di planet kita," kata Rampino.
Sumber: Viva
Tidak ada komentar:
Posting Komentar