Kamis, 01 Oktober 2015

Begini Bentuk Design Rumah Masa Depan di Mars



Khabaruna - Space Exploration Architecture (SEArch) dan Clouds Architecture Office (CAO) adalah sebuah konsorsium arsitektur dan penelitian ruang angkasa yang merancang Ice House. Kelompok ini diganjar 25.000 dollar AS (Rp 367 juta) sebagai hadiah utama dari NASA dan America Makes yang mensponsori kompetisi 3D Printed Habitat Challenge for Mars.

Kompetisi ini mensyaratkan peserta untuk merancang habitat bagi empat anggota awak sambil menyoroti teknik cetak tiga dimensi (3D) dan menggunakan bahan asli di Mars. Menyadari bahwa air adalah bagian kehidupan, tim menggunakan pendekatan 'follow water' atau 'mengikuti air' untuk konsep, situs dan membangun desain mereka.

Ice House lahir dari keharusan untuk membawa cahaya dan koneksi ke dalam arsitektur Mars. Proposal yang menang ini merupakan salah satu dari beberapa proposal yang tidak mengubur penghuni ke bawah permukaan es. Ice House justru memanfaatkan permukaan es di wilayah utara Mars untuk membuat kerangka hunian vertikal tipis. Kerangka ini diharapkan mampu melindungi penghuni di dalam interior dari radiasi.

Melalui es tipis dan jendela Efte, penghuni berkesempatan untuk melihat ke luar dan memandangi alam sekitar.

Ice House juga tembus pandang dari sinar matahari, sehingga menghubungkan penghuni dengan siklus harian alami. Melalui es tipis dan jendela Efte, penghuni berkesempatan untuk melihat ke luar dan memandangi alam sekitar.

Selain itu, rumah hijau hidroponik yang dibangun secara vertikal akan mengelilingi penghuni. Tujuannya untuk memproduksi lebih banyak oksigen ke "halaman depan", atau zona interesterial di antara kerangka es.

Desain model 3D Ice House disajikan kepada publik pada 26-27 September 2015. Sepanjang kompetisi, tim juga bereksperimen dengan prototipe es 3D, yakni mendefinisikan ulang metode tradisional pencetakan 3D.

Rumah hijau hidroponik yang dibangun secara vertikal akan mengelilingi penghuni bertujuan untuk memproduksi lebih banyak oksigen ke "halaman depan", atau zona interstitial di antara kerangka es.

Tim SEArch dan CAO, terdiri dari delapan desainer antara lain, Christina Ciardullo, Kelsey Lents, Jeffrey Montes, Michael Morris (pemimpin tim proyek), Melodie Yashar, Ostap Rudakevych, Masayuki Sono, dan Yuko Son. Konsultasi pada proyek ini adalah empat belas ahli ruang terkemuka subjek terkait (SME) yang terdiri dari ilmuwan, astrofisikawan, ahli geologi, dan insinyur pencetakan struktural 3D.

Sumber: Tribun Lampung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar