Selasa, 22 September 2015

Waspada...! Konflik Mengancam Asia Tenggara...!



Khabaruna - Selain Timur Tengah, konflik juga mengancam wilayah Asia Tenggara. Terusirnya etnis Rohingnya dari Myanmar dan menyebar ke daerah-daerah di sekitarnya seperti Malaysia dan Indonesia menjadi problem perdamaian tersendiri di masa depan.

“Jangan dikira di Asia Tenggara aman, kawasan ini juga terancam strategi perluasan wilayah Amerika,” ujar pengamat hubungan internasional Universitas Jember, Eby Hara.

Dijelaskan, hampir seluruh wilayah dunia tak lepas dari ancaman strateginya yang memang ingin menguasai dunia. Setelah ‘memporak porandakan’ Afghanistan, Timur Tengah, beberapa negara Afrika, kini juga mencoba wilayah di Asia Tenggara. “Kalau negara negara di dunia ini ada dalam dominasi beberapa negara besar mereka merasa aman,” katanya.

Apalagi, kekuatan rival mereka yakni Uni Soveit sudah tak ada lagi. Soviet yang kini menjadi Rusia itu tak berdaya jika menghadapi AS dan sekutunya. Sementara China yang menjadi kekuatan baru di kawasan Asia dan Dunia juga tak banyak mencampuri kepentingan Amerika. “Dalam konstelasi politik sekarang ini, China hanya dalam posisi wait and see,” ujar Eby yang juga mengajar di jurusan hubungan internasional.

Namun dalam konteks analisa politik luar negeri, harus dipahami bahwa negara sebagai aktor utama harus menghadapi negara lain seperti bola biliar yang sedang dimainkan diatas meja bergerak dan bertabrakan satu sama lain sehingga jika mereka bergerak melawan negara ‘musuh’ adalah atas dorongan dan keinginan untuk survive dalam upaya mempertahankan diri dari ancaman keamanan yang terus menerus. Jadi, selama tidak ada ancaman, maka dunia akan damai.

Sementara itu, pengamat politik Internasional dari Universitas Moestopo Beragama, Rasharul, mengatakan, negara seringkali bertindak egois, terutama apabila dihadapkan pada kepentingan nasionalnya. Kekuatan atau Power adalah hal yang paling mendasar dalam politik. Oleh karena negara sebagai aktor utama dalam hubungan internasional, maka perilaku negara akan selalu didorong oleh keinginan mempertahankan diri.

Sebab itu, yang perlu disadari bahwa dunia ini adalah sebuah komunitas besar bangsa sehingga setiap negara berkewajiban untuk bersikap tidak menang sendiri. “Setiap bangsa wajib mendukung absoluditas kebangsaan secara besar, karena ini adalah ujungnya perdamaian yang didambakan semua orang,” ujarnya.

Sumber: Okezone

Tidak ada komentar:

Posting Komentar