Lanjutan...
3. IUI
Intrauterine insemination (IUI) adalah variasi dari inseminasi buatan yang kita kenal selama ini.
Perbedaannya, sperma yang sudah dipilih melalui teknik pencucian dimasukkan ke dalam rahim (pada masa akhir ovulasi).
Sementara pada inseminasi buatan yang biasa, sperma diinjeksikan lewat kanal vagina dan dari situ sperma berjalan sendiri mencari sel telur.
Melalui metode ini, dipercaya bahwa pembuahan akan lebih mudah terjadi.
Prosedur ini juga dianggap memiliki probabilitas keberhasilan yang lebih tinggi terutama pada wanita yang menghasilkan cairan vagina atau serviks yang tidak ramah sperma.
IUI dinilai lebih non-invasif dibandingkan prosedur ART lainnya seperti IVF, GIFT dan ZIFT.
Selain itu, IUI juga dapat sangat bermanfaat dalam kasus disfungsi seksual laki-laki, beberapa kasus sperma inferior (tidak dapat membuahi karena jumlahnya kurang atau gerakannya abnormal) dan saat wanita menggunakan sperma donor yang sudah dibekukan.
Jika wanita berovulasi secara normal, tidak perlu baginya untuk menggunakan obat-obatan kesuburan untuk menjalani IUI, tetapi IUI juga dapat dilakukan bersama dengan obat kesuburan untuk wanita dengan masalah ovulasi.
Faktor Etnis
Penelitian di Inggris mengungkapkan wanita Asia dan kulit hitam yang menjalani In vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung berpeluang kecil untuk hamil ketimbang wanita berkulit putih.
Nottingham University mengaku belum mengetahui pasti apa penyebabnya. Namun dikatakan bahwa ini ada kaitannya dengan faktor genetik, sosial, dan lingkungan.
Hasil penelitian ini didapat dari tingkat kesuksesan IVF di klinik mereka, dari 1.517 pasien wanita. Studi di Inggris ini dipublikasikan di International Journal of Obstetrics & Gynaecology, BJOG.
Secara keseluruhan, jumlah wanita berkulit putih yang berhasil melahirkan lewat bayi tabung lebih banyak dibandingkan etnis lain.
Perbandingannya, 44 persen untuk kulit putih, dan 35 persen untuk etnis lain. Data ini dapatkan dari wanita yang dirawat di klinik Nottingham University antara 2006 dan 2011.
Tingkat kelahiran juga berbeda berdasarkan tiga sub-kelompok etnis. Kelahiran untuk wanita Asia- Timur Tengah 21,4 persen, wanita Afrika-Karibia, tingkat kelahirannya 23,3 persen , sedangkan untuk wanita Asia Tenggara, 38 persen.
Ketua tim peneliti, Dr Walid Maalouf mengatakan alasan di balik temuan ini masih belum bisa dipastikan.
"Dibutuhkan penelitian lanjutan terutama terkait faktor genetik sebagai penentu potensial dari hasil bayi tabung, selain juga pengaruh faktor lain seperti gaya hidup, faktor budaya pada masalah reproduksi," ungkapnya.
Sumber: Warta Kota
Tidak ada komentar:
Posting Komentar