TEMPO.CO, Surabaya - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur menyatakan Idul Adha 1436 Hijriah 2015 memang berbeda karena irtifak (ketinggian hilal) hampir semuanya 0.
"Perbedaan itu terjadi karena irtifak hilal berdasarkan penghitungan ahli hisab mencapai -0,17 hingga 27 derajat," kata Koordinator Rukyatul Hilal PWNU Jawa Timur H.M. Sholeh Hayat di Surabaya, Minggu, 13 September 2015.
Menurut Sholeh, irtifak hilal sebesar itu sesuai dengan kitab atau sistem Irsyadul Murid, Tsamaratul Fikr, dan Ad Darrul Aniq. "Sistem atau kitab lainnya menunjukkan irtifak pada 0,03 hingga 36 derajat," ujar Sholeh.
Kitab yang dimaksud adalah Khulashoh Wafiah, Al Falaqiyah Durusul Falaqiyah, Ephemeuris Hisab-Rukyat, Qowaidul Falaqiyah, dan Bulugh Al Wathor. Juga Tashilul Mistal, Nurul Anwar, Asy Syahru, Ittifaq Dzatil Bain, Newcomb, Matlaussaid, Durrul Matskup, Jean Meeus, dan Haqqiqi. "Untuk dua kitab klasik, yakni Sullamun Nayyiren dan Fathurrouf Bil Mannah, masih sekitar 2 derajat," tuturnya.
Karena itu, usia bulan Dzulqo'dah diistikmalkan (digenapkan) menjadi 30 hari, sehingga tanggal 1 Zulhijah jatuh pada 15 September 2015. "Dan 10 Zulhijah atau Idul Adha jatuh pada 24 September, sehingga Idul Adha tahun ini berbeda karena sebagian umat Islam merayakan pada 23 September," ucap Sholeh.
Namun Sholeh meyakini perbedaan akan melahirkan sikap dewasa dalam kehidupan. Karena itu, perbedaan perlu disikapi dengan menghormati pihak lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar