TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PROBOLINGGO - Siapa yang pernah mengira bahwa salon potong rambut bisa menjadi tempat berjangkitnya virus mematikan HIV/AIDS? Melalui silet atau pisau cukur yang digunakan terhadap pengidap HIV/AIDS, virus itu bisa pula menjangkiti orang lain karena bekas darah yang mungkin menempel.
Menanggapi potensi kerawanan itu, Komisi C DPRD Kota Probolinggo, Jawa Timur, lantas meminta dinas kesehatan (dinkes) setempat untuk menggencarkan sosialisasi di salon-salon yang ada.
"Dinkes mulai sekarang harus turun ke salon-salon. Salon kecantikan atau salon rambut yang menggunakan silet harus hati-hati. Silet yang sudah dipakai jangan dipakai untuk pelanggan yang lain".
"Darah yang menempel dari silet yang digunakan untuk mencukur penderita HIV/AIDS bisa menular ke yang lain," kata Ketua Komisi C DPRD Kota Probolinggo Agus Rianto dalam dengar pendapat bersama Dinkes Probolinggo, Selasa (15/9/2015).
Tak hanya itu, Agus menyatakan, Komisi C juga merekomendasikan agar aparat dinkes turun ke sekolah-sekolah dan mendekati pelajar agar menjauhi perilaku yang bisa menimbulkan risiko penularan HIV/AIDS. Menurut Agus, tugas memberantas penularan HIV/AIDS adalah tugas bersama semua elemen masyarakat.
Tak hanya dinkes, tokoh agama dan tokoh masyarakat dilibatkan dalam sosialisasi ini. "Terlebih lagi, jumlah penderita HIV/AIDS mengkhawatirkan. Untuk tahun 2014 hingga September, penderita HIV/AIDS sebanyak 17 laki-laki, 7 perempuan, dan 7 orang meninggal dunia," kata dia.
Hamid Rusydi, anggota Komisi C lainnya, menjelaskan, HIV/AIDS menular lewat darah dan cairan. Karena itu, masyarakat tidak perlu terlalu takut terhadap pengidap HIV/AIDS. Hal ini diungkapkan karena para pengidap HIV/AIDS masih banyak dijauhi masyarakat. Buktinya, warga enggan memandikan, mengafani, menggotong, dan mengubur jenazah pengidap HIV/AIDS.
Padahal, imbuh Hamid, jika hanya menjalankan proses itu, warga tak akan tertular. Adapun dinkes setempat mengaku siap menjalankan rekomendasi Komisi C.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar