Khabaruna - Ada yang aneh dengan sebuah desa di barat daya Republik Dominika, kawasan Karibia, Amerika Tengah. Di sebuah desa yang dinamakan Salinas, banyak anak yang dilahirkan sebagai perempuan dan berubah menjadi laki-laki saat mereka tumbuh dewasa.
Jadi di desa tersebut banyak kasus saat lahir anak diketahui berjenis kelamin perempuan, tapi saat tumbuh besar berubah menjadi laki-laki. Para perempuan yang berubah menjadi laki-laki ini disebut machihembras.
Fenomena nyata itu memang bisa dibilang aneh tapi bagi penduduk lokal, hal itu sudah menjadi hal yang biasa.
Dikutip The Age, Senin 21 Septeber 2015, fenomena aneh yang sudah terjadi bertahun-tahun itu menurut peneliti diakibatkan adanya kelainan genetik langka. Fenomena aneh ini pertama kali ditemukan oleh Julianne Imperato, ahli endokrinologi Universitas Cornell pada 1970-an.
Menurut laporan The Extraordinary Making Of You yang dihasilkan BBC, rata-rata bayi yang dilahirkan di daerah ini kehilangan enzim dihidro testosterone. Enzim tersebut memproduksi hormon laki-laki.
Praktis dengan kelainan itu, bayi yang dilahirkan adalah lebih mirip perempuan dibandingkan laki-laki.
Semua bayi dalam kandungan, baik laki-laki atau perempuan, memiliki kelenjar internal yang dikenal dengan gonad dan benjolan kecil di antara kaki sang jabang bayi yang disebut tuberkulum.
Pada usia delapan pekan, bayi laki-laki akan membawa kromosom Y yang memproduksi dihidro-testosteron dalam jumlah besar. Benjolan kecil ini kemudian tumbuh menjadi penis.
Tapi dalam kasus beberapa bayi lahir di Salinas, beberapa bayi kehilangan enzim yang memicu lonjakan hormon tersebut. Akibatnya bayi yang lahir yaitu cenderung perempuan.
Bentuk fisik perempuan terjadi sampai sang anak tumbuh usai sampai belasan tahun. Saat beranjak puber, anak perempuan mengalami lonjakan besar hormon testosterone. Akibatnya organ laki-laki mulai muncul dan suara mereka berubah makin dalam, makin laki-laki.
Disebutkan rata-rata perubahan itu muncul saat anak menginjak usai 12 tahun.
Misalnya Johnny yang kini berusia 24 tahun. Ia mengaku sejak kecil diperlakukan sebagai anak perempuan oleh kedua orang tuanya. Bahkan saat kecil ia dinamai dengan nama perempuan, Felecitia. Tapi akhirnya Johnny mengaku bahagia bisa berubah menjadi laki-laki karena ia merasa lebih punya sifat laki-laki. Johnny berubah menjadi laki-laki saat ia berusia tujuh tahun.
"Ketika saya berubah saya bahagia dengan kehidupan saya," ujar dia.
Sementara ada anak yang bernama, Carla berubah menjadi laki-laki saat ia berusia 9 tahun. Untuk kasus Carla, dilaporkan sang ibunya melihat pada usia 5 tahun Carla cenderung lebih suka dengan permainan kasar ala laki-laki.
Makanya tak heran di Salinas, banyak pria yang memiliki nama perempuan misalnya Katherine.
Di Salinas, satu dari 90 anak kecil setidaknya mendapatkan kelainan hormon tersebut. Profil fisik anak laki-laki machihembras memiliki perbedaaan dengan laki-laki yang muncul sejak lahir.
Disebutkan laki-laki machihembras mengalami penurunan jumlah rambut sekitar wajah. Selain itu kelenjar prostat laki-laki machihembras terlihat lebih kecil dengan rata-rata laki-laki pada umumnya.
Selain di Salinas, kasus kelainan sejenis juga terjadi di desa Sambian, Papua Nugini. Namun orang-orang di Sambian seringkali tak terbuka dengan kelainan tersebut. Beda dengan di Dominika yang merayakan perubahan jenis kelamin tersebut.
Sumber: viva.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar