Khabaruna - Dalam rangka hari raya Idul Adha, sekitar 1.800 sekolah negeri di kota New York, AS, meliburkan siswanya. Libur Idul Adha ini merupakan yang pertama kalinya diberlakukan di AS.
Hal ini disambut sukacita oleh umat dan aktivis Muslim di AS, Coalition for Muslim School Holidays, yang mengaku senang karena ini artinya umat Muslim di AS dan perannya sudah mulai diakui di tengah masyarakat negeri Paman Sam itu.
"Anak-anak saya sangat senang akan hal ini. Mereka merasa demikian sebab mereka tak perlu lagi bolos sekolah untuk merayakan Idul Adha," kata seorang umat Muslim di AS, Isabel Bucaram, yang putrinya kini bisa libur saat Idul Adha.
Sebelum kebijakan libur hari raya Muslim itu diberlakukan oleh Wali Kota New York Bill de Blasio pada Maret 2015, pada hari Idul Adha, anak-anak Muslim kota itu terpaksa harus bolos atau tetap masuk sekolah lalu merayakan saat sorenya.
Belum banyak sekolah yang meliburkan siswanya, namun para aktivis Muslim terus mengampanyekan agar hari raya Islam dijadikan libur nasional di New York, di tengah situasi di mana Islamofobia merajalela di kalangan masyarakat AS.
"Saat itu ketegangan sangat terasa. Tiap kali berbicara soal Islam, pasti selalu merujuknya ke terorisme," ucap seorang aktivis Coalition for Muslim School Holidays, Linda Sarsour, kepada AFP.
Kini, tak hanya New York yang mulai memberlakukan libur itu, tetapi juga daerah-daerah bagian AS lain seperti Massachusetts dan New Jersey.
Diharapkan hal ini menjadi langkah besar untuk menghilangkan sentimen anti-Muslim di tengah masyarakat.
"Saya yakin kebijakan pemerintah ini dapat mendorong umat Muslim di AS agar semakin merasa nyaman berada di tengah masyarakat ini," kata direktur Jamaica Muslim Center, Imam Shamsi Ali.
Sumber: International Business Times, Tribun Jambi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar